Erosi adalah
peristiwa pindah atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu
tempat ke tempat lain yang berlangsung secara alamiah ataupun akibat tindakan.
Di daerah tropic basah seperti Indonesia, erosi adalah salah satu faktor yang
cukup dominan dalam menurunkan produktivitas lahan. Mengetahui besarnya erosi
baik potensial maupun aktual sangat penting untuk merencanakan pembangunan
pertanian dan kegiatan konservasi. Mengukur erosi pada Skala yang luas dengan
keadaan yang beragam, selain sangat sulit juga memerlukan waktu yang lama dan
biaya yang mahal. Oleh karenanya, prediksi erosi adalah salah satu alternatif
yang dapat digunakan untuk mengetahui bahaya erosi.
Erosi adalah suatu proses dimana
tanah dihancurkan (detached) dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh
kekuatan air, angin, dan gravitasi (Hardjowigeno, 1995). Secara
deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi merupakan akibat interaksi
dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan aktifitas manusia
terhadap sumber daya alam.
Erosi merupakan tiga proses yang
berurutan, yaitu pelepasan (detachment), pengangkutan (transportation), dan
pengendapan (deposition) bahan-bahan tanah oleh penyebab erosi. Erosi oleh air
adalah akibat dari daya disperse (pemecahan) dan daya transporasi
(pengangkutan) oleh aliran air di atas permukaan tanah dalam bentuk aliran
permukaan (Vadari, T et al,2007).
2. Metode USLE
(Universal Soil Loss Equation)
USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi tanah dalam jangka waktu panjang dari suatu areal usaha tani dengan
sistem pertanaman dan
pengelolaan tertentu
(Wischmeier dan Smith,
1978).
Bentuk erosi yang dapat diprediksi adalah erosi lembar atau alur, tetapi tidak
dapat memprediksi pengendapan dan tidak memperhitungkan
hasil sedimen dari
erosi parit, tebing sungai dan dasar sungai (Wischmeier dan Smith, 1978 dalam Arsyad, 2000).Wischmeier
dan Smith (1978) juga menyatakan bahwa metode yang umum digunakan untuk
menghitung laju erosi adalah metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Adapun
persamaan ini adalah:
A = R . K . L . S . C . P
Keterangan:
A : Banyaknya tanah tererosi dalam t
ha-1 tahun-1;
R
: Faktor curah hujan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yang merupakan
perkalian
antara energi hujan total (E) dengan intensitas hujan maksimum 30 menit
(I30),
K : Faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per unit indeks erosi untuk suatu tanah
yang
diperoleh
dari petak homogen percobaan
standar, dengan
panjang 72,6 kaki (22 m) terletak pada lereng 9 % tanpa tanaman;
L
: Faktor panjang lereng 9 %, yaitu nisbah erosi dari tanah dengan panjang lereng tertentu dan erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22 m) di bawah keadaan yang identik;
S : Faktor kecuraman lereng, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatutanah dengan kecuraman
lereng tertentu, terhadap besarnya erosi dari tanah
dengan lereng 9 % di bawah keadaan yang identik;
C : Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu terhadap besarnya erosi
dari tanah yang identik tanpa tanaman;
P : Faktor tindakan konservasi
tanah, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang diberi perlakuan tindakan konservasi
tanah seperti pengelolaan
menurut kontur, penanaman
dalam strip atau teras terhadap besarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam kedaan yang identik.
0 komentar:
Posting Komentar